24 Feb 2015

Perjalanan Perdana : Trip To Blitar

0

Selamat Datang di Kota Blitar

Sebenarnya sudah lama ingin membuat artikel tentang perjalanan saya, tapi keinginan itu kurang menggebu-gebu. Akhirnya akhir-akhir ini saya coba untuk mulai menulis artikel tentang perjalanan yang saya lakukan. Perjalanan perdana saya dimulai pada Tahun 2010 dengan kota tujuan Blitar.


Dari dulu saya memang paling suka berkeliaran, menjelajah tempat-tempat baru, hanya saja ada beberapa alasan yang membuat saya enggan untuk melangkahkan kaki. Baru pada Bulan Oktober 2010 saya memberanikan diri untuk memulainya, sebelumnya saya hanya menjelajah kota Surabaya atau Kota Madura tanpa berniat untuk benar-benar melakukan perjalanan.

Saya berangkat ke Kota Blitar bersama sahabat saya, sebut saja namanya Lopez (bukan nama sebenarnya, red). Dia adalah teman SMA saya, saat itu dia masih kuliah dan memang paling suka melakukan perjalanan. Jadi, perjalanan perdana saya ini hanya saya dan sahabat saya. Kita berangkat naik Kereta Api dari Stasiun Gubeng sekitar pukul 17.00. Kebetulan saya dan sahabat saya paling suka naik Kereta Api karena suasananya dan tidak terlalu capek kalau dibandingkan dengan naik motor atau bus. Dalam perjalanan ini kita habiskan dengan bercakap-cakap, melontarkan banyolan, sampai pada pukul 20.00 (kalau tidak salah) kami makan nasi dan mie telur buatan sahabat saya ini. Entah kenapa saya sangat menyukai suasana ketika makan di dalam kereta api itu.

Sampai Kota Blitar kira-kira pukul 22.00 malam dan kereta api yang kami tumpangi adalah kereta api kloter terakhir. Karena memang kami tidak berniat untuk mencari penginapan akhirnya saya dan sahabat saya berjalan keluar stasiun lalu mengarah ke Alun-Alun Kota Blitar. Hal pertama yang kami cari adalah Masjid dan kebetulan di sebelah kiri Alun-Alunnya ada Masjid sepertinya Masjid Agung. Niatnya sih mau rehat sejenak di Masjid itu, jadi kami sholat, membersihkan badan, mencharge smartphone karena memang masih belum ada yang punya Power Bank, lalu tidur sejenak. Tapi sayang sebelum hal terakhir dilakukan ternyata ada penjaga Masjid yang mematikan lampu, entah untuk mengusir pelan-pelan atau memang hanya mematikan lampu, akhirnya kami sadar diri dan pergi keluar Masjid. Saat kami sudah keluar itulah penjaga Masjidnya mengunci pagar Masjid.

Kami pun lanjut berjalan memutari Alun-Alun, berhenti sejenak di (semacam) Pendopo. Karena memang belum punya Power Bank, kami saling mencari colokan untuk mencharge smartphone masing-masing. Semakin malam, alun-alun Blitar semakin sepi, akhirnya kami keluar ke area jalan raya yang di pinggirnya ada penjual kopi yang sepertinya buka 24 jam. Waktu malam kami habiskan disitu.

Foto-foto di malam hari

Pada pukul 03.00 pagi, kami berjalan lagi ke arah Stasiun untuk membeli tiket pulang ke Surabaya. Alangkah terkejutnya ternyata disana banyak sekali orang-orang yang mengantre untuk membeli tiket. Sialnya, saya dan sahabat saya kehabisan tiket untuk pulang ke Surabaya. KZL. Capek. Kami pun duduk lesu di Stasiun sambil memikirkan cara untuk pulang, mau naik bis arah ke terminal jauh sementara budget yang dibawa tidak terlalu banyak. Lapar. Sampai pukul 06.00, karena memang tak ada jalan keluar selain naik bis akhirnya kami beranjak pergi dan melanjutkan perjalanan ke Makam Bung Karno. Untungnya saat itu sudah ada Google Map, jadi saya melihat di Map arah ke Makam Bung Karno, karena masih pertama kali menggunakan Map dalam perjalanan agak sedikit bingung waktu itu dan sempat bertanya ke seorang Satpam.

Arah dari Stasiun ke Makam Bung Karno 3,3km.

Dalam perjalanan sempat singgah di warung yang sepertinya rumah yang dijadikan semacam depot. Disini letak anehnya, waktu itu kami ke Kota Blitar pada Hari Minggu dan memang rencana kami mencari makan di sekitar Alun-Alun, kami berasumsi Alun-Alun pada Hari Minggu pasti ramai dan pasti banyak yang berjualan nasi. Namun kenyataannya nihil, tak ada penjual nasi, warung banyak yang tutup, kami sampai kelaparan. Baru sekitar perjalanan 1 km kami menemukan warung pecel dan makan disana.

Sarapan Nasi Pecel Blitar

Kami terus berjalan sambil bernyanyi, bercanda, dan entah perjalanan ke berapa kilometer, teman saya menemukan colokan yang menggantung didepan sebuah toko yang tutup, kebetulan sekali di bawah colokan ada kursi panjang. Seperti menemukan harta karun, kami berdua langsung mencharge smartphone dan duduk-duduk, berhubung kecapekan, dan semalam tidak tidur, akhirnya teman saya tertidur disitu dan saya mendapatkan candidnya.

Foto candid teman saya, hehehe


Entah saya lupa pukul berapa, kami meneruskan perjalanan kembali, sempat melakukan foto-foto sih ketika sudah masuk jalan Ir. Soekarno.

Jalan Ir. Soekarno

Halte di Jalan Ir. Soekarno


Akhirnya, kita sampai juga di Makam Bung Karno. Capek bung, perjalanan pertama langsung diforsir jalan kaki sejauh 3,3km. Tapi tidak masalah, setelah berhenti sejenak kami pun mulai mengelilingi Tempat Wisata di Makam Bung Karno.



Makam Bung Karno

Setelah puas, saya dan sahabat saya mandi di kamar mandi umum. Karena memang sudah siang dan harus naik bis kami pun mulai beranjak pergi untuk kembali pulang. Kami sempat membeli Kaos di toko-toko pinggir jalan daerah tempat wisata tersebut.

Perjalanan pulang pun dimulai dengan jalan kaki lagi, tapi sayangnya di tengah perjalanan kaki kami sudah tidak kuat, capek rasanya dan kami menghentikan tukang becak untuk mengantar kami ke tempat pemberhentian bis. Ternyata dan ternyata tempatnya sudah dekat, sedikit rugi sih naik becak tapi ya gimana lagi lah wong sudah capek.

Foto saat berjalan sebelum naik becak.
Oke, perjalanan backpaker perdana saya pun harus berakhir, kami pun kembali ke Surabaya. Sayangnya saya sudah lupa estimasi pengeluarannya, karena saat itu saya tidak mencatatnya, maklum baru pertama kali. Coba nanti saya tanyakan sahabat saya mungkin dia mencatatnya.

0 orang yang sudi mengomentari:

Post a Comment

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com